Jakarta — Halaman Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Jakarta Timur, terlihat berbeda dengan kehadiran para siswa yang dijemput orangtuanya. Usai menjalani simulasi tinggal di asrama, para siswa kembali berkumpul dengan keluarganya.
“Kalau dibilang sedih ya sedih, tapi kita sudah lilahi ta’ala,” ujar Hendra, seorang pengemudi ojek online saat menjemput putrinya, Hafiza, Kamis 11 Juli 2025.
Ia tampak memeluk erat sang anak karena kini merasa yakin dengan masa depan sang putri. “Yang penting tujuan anak lebih baik. Saya siap untuk langkah selanjutnya selama anaknya senang,” sebut Hendra.
Keharuan juga terpancar dari pertemuan antara Istiqomah, ibu dari siswa bernama Almunawaroh. Sang putri ternyata belum pernah berpisah dari ibunya.
“Tadi malam enggak bisa tidur. Karena kan enggak pernah pisah sama anak,” ucapnya sambil mengusap pipinya yang basah. “Tapi saya semangat saja, doa dari rumah. Mudah-mudahan anak makin disiplin, makin sukses.”
Di sudut lain, Masiri, nenek dari Rizki Lani terlihat lebih tabah. Wajahnya justru memancarkan rasa syukur karena cucunya bisa belajar di lingkungan yang terarah. “Ingat sehari aja enggak bareng, ya kangen,” katanya sambil mengelus kepala Rizki Lani. “Tapi saya tenang, di sini ada pembimbing. Bersyukur banget saya.”
Tangis rindu yang terselip di tengah pelukan itu menjadi bukti betapa Sekolah Rakyat bukan hanya soal belajar dan asrama. Para orangtua diuji, harapan dirajut, dan masa depan anak-anak disiapkan.
Di balik setiap air mata yang jatuh, tersimpan doa-doa tulus yang mengiringi langkah kecil para siswa menuju cita-cita. Orangtua pulang dengan dada yang lebih lapang, membawa keyakinan baru bahwa dalam perjalanan panjang meraih mimpi, ada tangan-tangan lembut yang akan membimbing anak-anak mereka, menanamkan kedisiplinan sekaligus kasih sayang bernama Sekolah Rakyat.
Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa program ini tidak menghalangi kasih sayang keluarga. Atas arahan Presiden RI Prabowo Subianto, orang tua boleh menjenguk anak mereka kapan saja. “Presiden mengizinkan orangtuanya kapanpun ketika mereka rindu pada putra-putrinya,” kata Gus Ipul, Selasa (8/7/2025) di Sentra Handayani, Jakarta Timur.
“Sekolah harus membuka diri. Tidak boleh dihalang-halangi kalau orangtua ingin bertemu. Bahkan Presiden meminta disiapkan ruangan khusus untuk itu. Tidak ada jadwal khusus. Kapanpun mereka rindu, diperbolehkan untuk menengok,” tambahnya.
Kebijakan ini menjadi pengingat bahwa rindu tak bisa diatur dalam kalender. Di Sekolah Rakyat, orangtua tetap punya ruang luas untuk hadir mendampingi mimpi anak-anak mereka, kapanpun hati mereka memanggil.